Thursday, February 26, 2015

Tujuan Wisata Non Pantai di Bali yang Wajib untuk Dikunjungi

Danau Beratan
nyamenusanet.blogspot.com - Sebagai tempat tujuan wisata dunia, Bali menawarkan sejuta pesona kepada siapa saja yang meluangkan waktu untuk mengunjunginya. Di dalam wilayah yang hanya seluas 153 x 112 km persegi ini, Bali bisa dikatakan sebagai salah satu tempat wisata yang memiliki tempat tujuan wisata paling lengkap. Sayangnya, selama ini bila Anda bertanya kepada para wisatawan baik lokal maupun mancanegara apa yang menarik dari pulau Bali, rata-rata dari mereka akan langsung menjawab pantainya. Bali memang memiliki pantai-pantai yang indah, tetapi bila Anda memiliki jiwa petualang dan benar-benar menyukai sesuatu yang baru, maka saat Anda mengunjungi pulau Bali ada baiknya tidak hanya mengunjungi pantai-pantainya saja. Oleh karena itu, berikut ini adalah 7 destinasi wisata non pantai di Bali yang sebaiknya Anda pertimbangkan untuk mengunjunginya:

1. Rafting
Lokasi Rafting di BALI

Bila Anda termasuk orang yang menyukai tantangan, ada baiknya ketika berada di Bali, Anda mencoba wisata yang membutuhkan kekuatan otot-otot tangan dan kaki ini. Rafting termasuk ke dalam jenis olahraga air. Di Bali, rafting bisa dilakukan di beberapa sungai terkenal seperti sungai Telaga Waja atau di sungai Ayung di desa Payangan Ubud. Siapkan fisik Anda dengan sebaik mungkin karena Anda akan menuruni ribuan anak tangga untuk bisa mencapai sungai yang berada jauh di bawah, kemudian Anda akan melakukan rafting ria selama kurang lebih sekitar 2,5 jam. Belum selesai sampai di situ setelahnya Anda harus menaiki kembali ribuan anak tangga untuk bisa kembali ke atas ke tempat peristirahatan untuk menikmati makanan serta minuman yang telah disediakan oleh pihak pengelola wisata raftingtersebut.


2. Air Terjun Sekumpul


Air Terjun Sekumpul
Berkendara sekitar 2 jam dari Denpasar menuju ke arah Singaraja, Anda akan melewati sebuah hutan di kawasan Buleleng. Di balik hutan tersebut tersembunyi sebuah air terjun yang sangat bagus sekali bernama Air Terjun Sekumpul. Di Air Terjun Sekumpul, Anda tidak akan menemukan satu buah air terjun saja, tetapi ada tujuh buah air terjun di kawasan ini. Akses jalan dari tempat parkir kendaraan menuju ke Air Terjun Sekumpul sangat mudah sehingga anak-anak, orang tua hingga kakek dan nenek Anda pasti bisa melakukannya. Namun, karena lokasinya yang masih belum terlalu dikenal sehingga membuat air terjun ini akan terkesan sangat sepi sekali.

3. Desa Adat Penglipuran
Desa Adat Panglipuran

Lokasi desa adat Penglipuran terletak di daerah Kubu kabupaten Bangli. Desa ini berada di ketinggian sekitar 600-700 m di atas permukaan laut sehingga membuat udaranya sangat sejuk. Untuk bisa mengunjungi tempat ini, Anda tidak akan menemukan transportasi umum. Oleh karena itu, Anda harus menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan kendaraan sewa bila tidak ingin tersesat nantinya. Biaya tiket masuk dan parkir kendaraan cukup murah jadi Anda tidak perlu mengkhawatirkannya.

4. Bukit Jambul
Bukit Jambul
Sama seperti di daerah Tegalalang-Ubud, Bukit Jambul juga menawarkan pemandangan terasering persawahan khas Bali yang sangat indah. Lokasi Bukit Jambul berada tempat di bawah kaki gunung Agung, di desa Pesaban dekat dengan perbatasan antara kabupaten Klungkung dan Karangasem.





5. Kebun Raya Bedugul

Kebun Raya Bedugul
Sama seperti kebun raya di kota-kota lain, Kebun Raya Bedugul memiliki ribuan koleksi tanaman baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri, akan tetapi Kebun Raya Bedugul memiliki keunikan tersendiri karena berada di atas ketinggian sehingga udara akan selalu terasa sejuk sepanjang hari. Kemudian, bila Anda terus melanjutkan perjalanan Anda hingga ke atas Anda akan bisa melihat keindahan danau Bratan dari tempat ini.


6. Danau Bratan
Danau Beratan

Setelah Anda puas menikmati koleksi tanaman serta udara sejuk di Kebun Raya Bedugul, kini bila Anda tidak ingin jauh-jauh melanjutkan perjalanan, Anda bisa menuju ke obyek wisata berikutnya ke Danau Brantan. Tidak sampai memakan waktu lebih dari 20 menit, Anda akan bisa melihat danau Bratan dengan segala keindahannya. Uniknya lagi, Anda akan melihat sebuah pura yang dibangun di atas air. Pura tersebut bernama pura Ulun Danu.

7. Taman Tirta Gangga
Taman Tirta Gangga
Diperlukan waktu tempuh sekitar 1,5 jam dari Denpasar untuk bisa sampai di tempat ini. Lokasi Taman Tirta Gangga berada di desa Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Dulunya Taman Tirta Gangga merupakan tempat peristirahatan bagi anggota keluarga raja Karangasem terakhir, Anak Agung Gede Jelantik. Di Taman Tirta Gangga, Anda akan bisa menikmati warisan budaya yang masih terjaga hingga saat ini. Arsitektur bangunannya merupakan perpaduan antara gaya Eropa, Cina, dan tradisional Bali.

Keunikan dari pulau dewata Bali tidak akan pernah ada habisnya untuk dieksplorasi. Ketujuh tempat di atas hanya mewakili sedikit dari ribuan tempat wisata menakjubkan yang membutuhkan waktu berhari-hari lamanya supaya bisa dijelajahi. Selamat berlibur dan semoga kunjungan Anda ke pulau Dewata Bali kali ini memiliki kesan tersendiri bagi Anda dan keluarga.

Pengin menikmati Wisata non-Pantai di Pualu Dewata Bali di atas sangat cocok menggunakan jasa kami Rental Sepeda Motor di Bali dengan pelayanan yang ramah dan harga bersaing dan yang lebih penting kondisi motor yang kami sediakan terbaru dan dijamin terawat. Untuk syarat dan ketentuan dapat dilihat disini.

Sumber : http://keluarga.com/keluarga/7-destinasi-wisata-non-pantai-di-bali-yang-wajib-untuk-dikunjungi

Thursday, February 19, 2015

Tradisi Mesbes Bangke (Mencabik Mayat) Warga Banjar Buruan, Desa Tampaksiring Bali

Tradisi Mesbes Bangke (mencabik Mayat)
nyamenusanet.blogspot.com - Tradisi yang cukup ekstrem dan seram masih berlaku di salah satu desa Tampaksiring, Gianyar. Bagi masyarakat awam yang tak mengetahui dan baru melihat akan merasakan kepiluan bila melihat tradisi mencambik mayat (Mebes bangke) yang dilakukan oleh warga di desa Tampaksiring.

“Mayat yang tengah digarap (istilah proses pencabikan) itu dicabik‐cabik oleh warga menggunakan gigi, ada juga pakai tangan.  Setelah  tiba  di  sungai  dekat  kuburan,  pencabik  melepaskan  mayat  dari  joli  untuk dipermainkan.  Dibawa  lari  ke  sana‐sini.  Setelah  capek,  barulah  mayat  dikremasi,"  ujar Kelian Dinas dan Adat Banjar Buruan I Ketut Darta, usai tradisi ngarap mayat di banjarnya seperti dikutip tribunnews.com, Minggu (30/11) lalu.

Kelian  Dinas  dan  Adat  Banjar  Buruan,  Desa  Tampaksiring,  Gianyar  ini  mengungkapkan, pelaksanaan  tradisi  tersebut  dilakukan  setiap  ada  warga  yang  menghelat  ritual  ngaben secara personal.

"Di sini ada sistem ngaben kolektif dan ngaben pribadi. Bisa saja orang yang meninggal itu dikubur.  Tapi  kan  itu  juga  harus  sesuai  dengan  hari  baik.  Kalau  tidak  ada  hari  baik  untuk mengubur  mayat,  maka  harus  ngaben  langsung  atau  ngaben  pribadi.  Saat  ngaben  pribadi inilah, tradisi ngarap dijalankan," jelasnya.

Ketut  Darta  menjelaskan,  tidak  ada  sastra  tertulis  yang  menyebutkan  tentang  keberadaan tradisi ini. Menurut penuturan para tetua di Banjar Buruan, tradisi ini muncul karena pada zaman  dahulu  sebelum  ada  formalin,  setiap  mayat  baunya  sangat  menyengat  sehingga warga  tidak  bisa  membawa  ke  kuburan.    Dengan  kodisi  tersebut,  muncul  ide  untuk melupakan bau busuk, krama mengarak sambil mempermainkan mayat itu. "Agar  tidak  ngadek  (mencium)  bau  busuk  saat  mengarak, makanya ngarap (mempermainkan mayat)," ucap pensiunan guru SDN 4 Tampaksiring itu.

Kelian  yang  menjabat  sejak  tahun  2009  ini  menuturkan,  saat  ngarap  warga  tidak memandang  stratifikasi  sosial.  Apabila  mereka  menggunakan  sistem  ngaben  personal untuk upacara Pitra Yadnya, tetap akan diperlakukan sama.

"Tapi  kalau  pemangku  atau  sulinggih,  kami  pergunakan  suatu  taktik  supaya  warga  tidak ngarap.  Taktinya  adalah  menggelar  ritual  mekingsan  ring  gni.  Kalau  tidak  begitu  bisa runyam masalahnya," katanya.

Dartha menyebut, yang boleh ikut dalam tradisi ngarak ini hanya warga setempat. Bila ada warga  luar  yang  ikut,  akibatnya  fatal,    secara  tidak  sadar    massa  akan  mengeroyok  orang itu.

Sebelumnya,  tahun  1980‐an,  tradisi  ngarak  ini,  mayat  sampai  dikeluarkan  dari  kaputnya. Namun,  kini  tradisi  ngarak  sudah  sedikit  tidak  terlau  ekstrem.  Untuk  mengantisipasi  hal itu lagi, pihak keluarga dan prajuru banjar melapisi mayat dengan banyak pembungkus. Di antaranya, tikar, kain, diikat rantai lebar 5 cm, dan dikaput lagi pakai tikar, kain dan diikat lagi menggunakan rantai 3 cm.

"Pengaputan  ini  juga  untuk  menghindarkan  warga  dari  penyakit.  Siapa  tahu  sewaktu
masih hidup, mayat itu punya penyakit menular," kata Dartha.
Pro dan kontra pun bermunculan.

Sumber : http://hindudamai.blogspot.com/2015/01/video-mesbes-bangke-tradisi-mencabik.html

Thursday, February 12, 2015

Tips dan Trik Liburan Asik, Nyama dan Aman di Bali

nyamenusanet.blogspot.com - Ada beberapa tips, untuk panduan anda selama liburan atau wisata dalam perjalanan tour di pulau dewata Bali, sehingga harapan berlibur untuk mendapatkan kepuasan, keceriaan bersama orang-orang tercinta menjadi lebih maksimal. Jika anda butuh informasi mengenai tempat menarik yang perlu anda kunjungi di Bali klik disini.

Berikut tips saat liburan saat anda berkunjung ke Balii :
  • KARTU identitas berupa KTP (kartu tanda penduduk) atau SIM (surat ijin mengemudi) untuk keperluan regristasi saat tiba di hotel.
  • Selama liburan ke Bali dan berencana tour, taruhlah dulu barang-barang penting anda di safe security box tempat menginap, karena hampir setiap hotel di Bali memiliki fasilitas ini, kalau tidak berada dalam kamar biasanya ada pada kantor depan.
  • Bawa uang tunai, karena pada saat kondisi darurat daerah wisata / desa terpencil di Bali, pada saat kartu kredit / debit tidak bisa digunakan.
  • Jika anda mengendarai/ sewa motor, dijalan kehilangan arah, tanyalah dengan orang-orang sekitar yang anda temui dengan sopan, bisa dipastikan mereka akan memberikan informasi yang mereka tahu.
  • HORMATI rombongan yang tengah melakukan prosesi keagamaan yang berjalan pelan. Jangan pernah membunyikan klakson.kalau anda sedang berjalan kaki jangan berjalan didepan orang yang sedang berdoa, jangan gunakan flash ketika ambil gambar dengan kamera, dan jangan pernah duduk lebih tinggi dari pendeta yang memimpin upacara.
  • LAKUKAN tawar-menawar saat berbelanja, kecuali jika pada barang yang dijual sudah tertera harga pas seperti barang-barang pasar oleh-oleh khas Bali Krisna.
  • JANGAN memberi perhatian atau mencoba menawar kepada orang yang menawarkan barang atau jasa (seperti jasa pijat kaki saat berada dikawasan pantai) jika Anda memang tidak tertarik atau tidak punya rencana untuk membeli atau memakai jasa mereka.
  • KETIKA berenang diwilayah pantai, jangan berenang diarea terlarang yang sudah diberi tanda, karena arus laut bisa sangat deras. Berenanglah diantara bendera kuning dan merah.
  • Kalau anda ikut tour dan berkunjung ke objek wisata di Bali seperti tempat suci Pura, perhatikanlah pemberitahuan yang biasanya terpampang dipintu gerbang, seperti KHUSUS untuk perempuan, jangan memasuki pura jika Anda sedang mengalami mensturasi.
  • JANGAN membawa narkoba. 
Demikian beberapa tips liburan di Bali semoga bermanfaat.

SELAMAT MENIKMATI WISATA ANDA SELAMA LIBURAN DI BALI !!!!!!!!!!!!

Sebagai penyedia aktifitas yang dibutuhkan oleh para traveller, sepertinya perlu kami sampaikan kalau kami nyamenusanet menyediakan jasa Penyewaan Sepeda Motor. Anda bisa memanfaatkan jasa kami jika ingin menentukan sendiri rute perjalanan yang mau dipilih sendiri kalau sudah tahu rute/ jalan menuju ke tempat tersebut.

Obyek Wisata Jatiluwih Tabanan-Bali

Jatiluwih Bali
Jatiluwih
nyamenusanet.blogspot.com -  Jatiluwih termasuk salah satu objek wisata dengan panorama indah. Variasi panorama sawah berundak-undak berlatar belakang gunung berhutan lebat. Daerah persawahan ini berbentuk teras, memiliki luas sekitar 636 hektar. Sawah ini menggunakan sistem pengairan subak yaitu sistem pengairan atau irigasi tradisional Bali. Jika dalam liburan anda ingin menikmati pemandangan alam yang indah cobalah tour ke lokasi ini, pengunjung akan dibuat berdecak kagum

Jatiluwih memiliki hawa sejuk karena terletak pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Jatiluwih terletak 58 km dari Bandara Ngurah Rai. Lokasinya 28 Km, bagian utara kota Tabanan, Bali. Kalau perjalanan dengan mobil bisa dtempuh sekitar 1.5 jam. Melakukan perjalanan ataupun tour ke sini, anda bisa juga mengunjungi Bedugul dan tempat wisata Tanah Lot, karena satu jurusan perjalanan. Gunakan Sepeda Motor lebih cepat efektif dan efisien.

Jatiluwih
Selain menikmati keindahan, kesejukan panorama alam pegunungan, Jatiluwih juga meyimpan atraksi menarik dalam upacara keagamaan unik, dirayakan setiap 210 hari sekali yaitu pada hari Wali, Petoyan, Patirtan, Rabu kliwon Ugu. Pada upacara puncaknya dipentaskan juga tarian Wali Pendet sakral, tarian ini jarang dipentaskan, kecuali pada hari-hari perayaan sebuah upacara. Perayaan iIni sebagai sujud syukur atas anugrah yang dilimpahkan-Nya, mendoakan agar alam tetap seimbang. Pura Petali terletak berdekatan dengan kawasan ini, merupakan tempat penyatuan rohani ideal, yang haus suasana spiritual, damai dan penuh ketenangan di sinilah tempatnya.

jatiluwih
Oleh badan dunia UNESCO, Jatiluwih dijadikan Cagar budaya dunia yang harus dilestarikan, ini menjadi kabar baik bagi Bali, karena tempat asri ini lebih memungkinkan untuk tetap lestari, apalagi hamparan persawahan eksotik seperti ini tidak akan bisa ditemukan ditempat lainnya, sehingga satu-satunya hamparan sawah berundak dengan latar belakang pegunungan hanya dimiliki oleh Kabupaten Tabanan ini.

Tenggelam kemudian larut dalam suasana alam persawahan, mempesona berlatar belakang gunung Batukaru, terlihat kokoh biru berwarna hijau, adalah hal wajar, karena suasana alamnya sejuk larut karena semilir angin segar khas pegunungan, apalagi disekitarnya terdapat banyak tanaman tropis, terhampar menyejukkan mata, pengunjung akan dibuat terlena dengan keagungan Tuhan ini, sebuah tempat harmonis, nyaris sempurna karena keindahan yang disuguhkannya. Pantas saja Jatiluwih ini menjadi primadona dan dijadikan warisan cagar budaya dunia.

Komitmen kami untuk terus bisa memberikan informasi terlengkap dalam industri pariwisata, untuk itu kami sediakan jasa wisata alternatif Penyewaan Seped Motor, yang bisa membantu perjalanan anda lebih efektif dan efisien.

Sumber : http://www.balitoursclub.com/berita_80_Jatiluwih.html

Monday, February 9, 2015

Makna Perayaan Hari Ulangtahun

Contoh Hadiah Ultah
Zaman sekarang ini, banyak sekali yang sudah multi tafsir makna dari Ulang Tahun itu. Mulai dari perayaan yang dilakukan orang yang merayakan Ulang Tahunnya itu. Seperti contoh, untuk sekarang ini banyak sekali dari anak-anak muda yang merayakan ulang tahunnya dengan sebuah pesta yang meriah dan mewah, mentraktir dan mengundang teman atau kerabat dekat untuk meriahkan di hari yang paling ditunggu-tunggu karena dapat membuat pesta mewah dan sebagainya. Sebenarnya tidak ada salahnya dalam memaknai hari Ulang Tahunnya dengan membuat sebuah pesta atau acara sesuai keinginan masing-masing, hanya saja jangan MELUPAKAN MAKNA SEBENARNYA ULANG TAHUN ITU SENDIRI. Oke saya akan langsung membahas saja tanpa perlu basa-basi lagi !!!

Pertama, mari lah kita sama-sama mendefinisikan kembali arti dari ULANG TAHUN itu. Ulang tahun merupakan hari kelahiran seorang anak baru di dunia ini atas karunia Tuhan Yang Maha Esa melalui seorang tubuh Perempuan/Ibu dengan cara melahirkan. Yang perlu kita renungkan bersama adalah di detik-detik menegangkan seorang Ibu melahirkan seorang Anak, seorang Ibu rela mempertaruhkan HIDUPNYA SENDIRI DEMI SANG ANAKNYA, Nah Kenapa bisa begitu ???

Karena pada saat Ibu kita melahirkan, Ibu kita berada dalam dua pilihan, yaitu ANTARA HIDUP DAN MATI DEMI UNTUK MELAHIRKAN KITA. Nah misalkan sekarang ini, sudah mengetahui kondisi seperti itu, ketika setiap tahun menjelang ulang tahun dengan mengingatnya dengan sebuah perayaan yang meriah dan mewah-mewah bersama kerabat atau teman sudahkah TEPAT SASARAN ATAU BELUM ??? Silakan dijawab sendiri dalam HATI saja. Coba lah direnungkan bersama, Ibu kita bersusah payah melahirkan kita pada waktu itu dengan mempertaruhkan nyawa sendiri, sedangkan kita setelah terlahir di dunia ini seakan-akan lupa mengucapkan RASA SYUKUR DAN TERIMA KASIH kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Ibu, karena tanpa MEREKA kita ini tidak mungkin bisa berada di dunia saat ini. Masih pantas kah kita mengingat ulang tahun kita dengan sebuah pesta yang mewah bersama teman atau kerabat, disamping kita tidak pernah mengucapkan rasa TERIMA KASIH kepada Ibu kita telah melahirkan kita dan seharusnya mengingat Hari Ulang Tahun cukup lah di rayakan dengan PENUH RASA SYUKUR DAN TERIMA KASIH bersama kedua orang tua kita, Terutama IBU kita.

Sekali lagi, bukan berarti merayakan Hari Ulang Tahun dengan PESTA itu SALAH, Bahwa merayakan Ulang Tahun dengan sebuah Pesta tidak lah pernah salah dan berhak dilakukan siapapun yang inginkan melakukannya. Hanya yang perlu di perhatikan adalah BAGAIMANA CARA KITA MEMAKNAI DI HARI ULANG TAHUN ITU. Seperti pepatah mengatakan : " Minum Air Ingat Sumbernya ". Artinya : Ingat lah Kenapa Pada Hari ini Kita Ada, Semua Tidak Lepas dari Seorang Ibu Kita Yang Rela Biarkan Tubuhnya yang Cantik dan Indah Rusak Demi Melahirkan Kita.

Sebagai Penutup, ada sebuah Ungkapan dari saya yang semoga bisa membuat kita sadar sebagai seorang anak apa yang seharusnya kita lakukan dan bagaimana kita memaknai Hari ULANG TAHUN sebenarnya. Ungkapannya Berbunyi :

" Saat kita semakin bertambah usia dan dewasa dari waktu ke waktu, ada hal yang kita lupakan dari semua kebahagiaan itu, bahwa secara tidak sadar dengan bertambahnya usia kita orang tua kita menjadi semakin tua dan tua, maka sudah seharusnya, waktunya dan saatnya kita membahagiakan mereka "

Jalan jalan ke bali jangan lupa menggunakan jasa kami Rental Sepeda Motor murah di Bali dengan kualitas motor terbaru dan pelayanan yang rama. Untuk pemesanan bisa dilihat pada syarat dan ketentuan disini.

Sumber : http://www.erdisusanto.com/2013/06/makna-ulang-tahun-sebenarnya.html

Tuesday, February 3, 2015

Pura Goa Lawah Obyek Pariwisaa Klungkung

Pura Goa Lawah
nyamenusanet.blogspot.com - Pura Goa Lawah berlokasi di Kecamatan Dawan, Klungkung dan berada dipinggir utara jalan arteri antara kota Semarapuira- ibukota Kab. Klungkung, kearah timur menuju kota Amlapura- ibukota Kab.Karangasem. Jarak Pura Goa Lawah dari Denpasar- ibukota Propinsi Bali sekitar 49 KM, atau 10 KM sebelah timur kota Semarapura. Posisi Goa Lawah terletak pada koordinat 8 derajat, 31 menit Lintang Selatan dan 115 derajat, 30 menit Bujur Timur pada ketinggian sekitar 5 meter dari muka air laut pasang tertinggi. Pura yang dihuni ribuan kelelawar ini memiliki status sebagai Kahyangan jagat, dalam hal ini Sad Kahyangan tempat sthana Ida Sang Hyang Basukih dan menurut Padma Bhuwana, pura ini berada diarah tenggara sebagai kedudukan Dewa Maheswara.

Sebagaimana pura-pura besar Kahyangan lainnya, maka terasa sulit mengetahui dengan sebenarnya siapa pendiri dan kapan didirikannya Pura Goa Lawah ini. Diperkirakan Maha Pandita Mpu Kuturan memiliki hubungan kesejarahan dengan pendirian dan keberadaan Pura Goa Lawah ini. Dang Hyang Nirartha dijaman pemerintahan Dalem Waturenggong merupakan Maha Pandita lain yang pernah datang ketempat ini. Pengemong Pura Goa Lawah adalah kramadesa adat Pesinggahan. Pada bulan-bulan baik- sasih ayu dan hari-hari baik-rahina subhadiwasa, umat Hindu banyak berdatangan ketempat ini. Di Pura ini umat Hindu melakukan upacara Nyegara Gunung, karena lokasinya berada ditepi laut dan diperbukitan atau gunung. Hanya beberapa meter disebelah selatan pura terdapat pantai sedangkan gunung itu sendiri diwakili oleh perbukitan dimana pura dan goa ini berlokasi. Konon Goa ini tembus ke Gunung Agung dan diperkirakan merupakan bekas aliran sungai bawah tanah. Pura ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena keberadaan goa kelelawarnya sendiri serta bangunan pura dan kegiatan umat bersembahyang. Pura ini memiliki fasilitas yang cukup memadai, seperti Parkir, Wantilan, Urinoir / jamban serta beberapa tempat berteduh baik bagi pemedek ataupun wisatawan nusantara maupun mancanegara. Semua fasilitas ini seyogyanya ditata kembali sehingga tepat fungsi dan selalu berada dalam keadaan bersih dan rapi.

Goa lawah sangat menarik untuk dikunjungi karena letaknya strategis dipinggir pantai dengan pemandangan laut dan pulau Nusa Penida di kejauhan serta penataan pantainya yang asri dan indah. Di pantai kadang-kadang wisatawan dapat menyaksikan kegiatan upacara adat dan juga dapat melihat kelelawar bergelantungan di tepi goa. menjadikan objek wisata Bali yang satu ini pantas untuk anda kunjungi bersama keluarga anda saat liburan ke Bali.

Lokasi
Goa lawah berlokasi di kabupaten Klungkung kurang lebih 1 jam perjalanan dari kota denpasar atau 4 km dari pusat kota semarapura yang merupakan ibu kota kabupatenKlungkung.

Sejarah
Di goa Lawah terdiri dari 2 suku kata yaitu goa yang berarti goa dan lawah yang berarti kelelawar dimana goa lawah di huni oleh ribuan ekor kelelawar di mulut objek wisata baliini terdapat sebuah pura yang berstatus Pura Khayangan Jagat. Pura Goa Lawah merupakan suatu kawasan yang suci dan indah. Di situ ada perpaduan antara laut dan gunung (lingga-yoni). Seperti namanya, di pura ini terdapat goa yang dihuni ribuan kelelawar. Sementara di mulut goa terdapat beberapa palinggih stana para Dewa. Di pelatarannya, juga berdiri kokoh beberapa meru dan sthana lainnya. Diceritakan Mpu Kuturan datang ke Bali abad X yakni saat pemerintahan dipimpin Anak Bungsu adik Raja Airlangga. Airlangga sendiri memerintah di Jawa Timur (1019-1042). Ketika tiba, Mpu Kuturan menemui banyak sekte di Bali. Melihat kenyataan itu, Mpu Kuturan kemudian mengembangkan konsep Tri Murti dengan tujuan mempersatukan semua sekte tersebut Mpu Kuturan pula yang mengajarkan pembuatan Kahyangan Tiga di setiap desa pakraman di Bali serta mengukuhkan keberadaan Kahyangan Jagat yang salah satunya adalah Goa Lawah.

Pura Goa Lawah, Lawah berarti kelelawar. Di Bali Pura Goa Lawah merupakan Pura untuk memuja Tuhan sebagai Dewa Laut. Pura Goa Lawah di Desa Pesinggahan Kecamatan Dawan, Klungkung inilah sebagai pusat Pura Segara (pura laut) di Bali untuk memuja Tuhan sebagai Dewa Laut. Dalam Lontar Prekempa Gunung Agung diceritakan Dewa Siwa mengutus Sang Hyang Tri Murti untuk menyelamatkan bumi. Dewa Brahma turun menjelma menjadi Naga Ananta Bhoga. Dewa Wisnu menjelma sebagai Naga Basuki. Dewa Iswara menjadi Naga Taksaka. Naga Basuki penjelmaan Dewa Wisnu itu kepalanya ke laut menggerakan samudara agar menguap menajdi mendung. Ekornya menjadi gunung dan sisik ekornya menjadi pohon-pohonan yang lebat di hutan. Kepala Naga Basuki itulah yang disimbolkan dengan Pura Goa Lawah dan ekornya menjulang tinggi sebagai Gunung Agung. Pusat ekornya itu di Pura Goa Raja, salah satu pura di kompleks Pura Besakih. Karena itu pada zaman dahulu goa di Pura Goa Raja itu konon tembus sampai ke Pura Goa Lawah.

Karena ada gempa tahun 1917, goa itu menjadi tertutup.
Keberadaan Pura Goa Lawah ini dinyatakan dalam beberapa lontar seperti Lontar Usana Bali dan juga Lontar Babad Pasek. Dalam Lontar tersebut dinyatakan Pura Goa Lawah itu dibangun atas inisiatif Mpu Kuturan pada abad ke XI Masehi dan kembali dipugar untuk diperluas pada abad ke XV Masehi.
Dalam Lontar Usana Bali dinyatakan bahwa Mpu Kuturan memiliki karya yang bernama ”Babading Dharma Wawu Anyeneng’ yang isinya menyatakan tentang pendirian beberapa Pura di Bali termasuk Pura Goa Lawah dan juga memuat tahun saka 929 atau tahun 107 Masehi. Umat Hindu di Bali umumnya melakukan Upacara Nyegara Gunung sebagai penutup upacara Atma Wedana atau disebut juga Nyekah, Memukur atau Maligia. Upacara ini berfungsi sebagai pemakluman secara ritual sakral bahwa atman keluarga yang diupacarai itu telah mencapai Dewa Pitara. Upacara Nyegara Gunung itu umumnya di lakukan di Pura Goa Lawah dan Pura Besakih salah satunya ke Pura Goa Raja.

Pura Besakih di lereng Gunung Agung dan Pura Goa Lawah di tepi laut adalah simbol lingga yoni dalam wujud alam. Lingga yoni ini adalah sebagai simbol untuk memuja Tuhan yang salah satu kemahakuasaannya mempertemukan unsur purusa dengan predana. Bertemunya purusa sebagai unsur spirit dengan predana sebagai unsur materi menyebabkan terjadinya penciptaan. Demikiankah Gunung Agung sebagai simbol purusa dan Goa Lawah sebagai simbol pradana. Hal ini untuk melukiskan proses alam di mana air laut menguap menjadi mendung dan mendung menjadi hujan. Hujan ditampung oleh gunung dengan hutannya yang lebat. Itulah proses alam yang dilukiskan oleh dua alam itu. Proses alam itu terjadi atas hukm Tuhan. Karena itulah di tepi laut di Desa Pesinggahan dirikan Pura Goa Lawah dan di Gunung Agung dirikan Pura Besakih dengan 18 kompleksnya yang utama. Di Pura itulah Tuhan dipuja guna memohon agar proses alam tersebut tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya. Karena dengan berjalannya proses itu alam ini tetap akan subur memberi kehidupan pada umat manusia.

Pujawali atau piodalan di Pura Goa Lawah ini untuk memuja Bhatara Tengahing Segara dan Sang Hyang Basuki dilakukan setiap Anggara Kasih Medangsia. Di jeroan (bagian dalam) Pura, tepatnya di mulut goa terdapat pelinggih Sanggar Agung sebagai pemujaan Sang Hyang Tunggal. Ada Meru Tumpang Tiga sebagai pesimpangan Bhatara Andakasa. Ada Gedong Limasari sebagai Pelinggih Dewi Sri dan Gedong Limascatu sebagai Pelinggih Bhatara Wisnu. Dua pelinggih inilah sebagai pemujaan Tuhan sebagai Sang Hyang Basuki dan Bhatara Tengahing Segara.

Sumber : http://desakekavelayani.blogspot.com/2012/11/pura-goa-lawah.html


Monday, February 2, 2015

Perang Pandan Tradisi Unik Masyarakat Tenganan Karangasem-Bali

Tradisi Unik Perang Pandan di Tenganan
nyamenusanet.blogspot.com - Jika saat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia , para pahlawan menggunakan banbu runcing dalam berperang. Berbeda dengan perang yang satu ini, ada tradisi unik ketika berperang, karena senjata yang digunakan berupa seikat daun pandan. Wah, seperti apa ya perang tersebut?

Perang umumnya merupakan permusuhan yang terjadi antara dua negara dan diselesaikan lewat pertempuran di sebuah lapangan luas dengan menggunakan senjata. Namun, di desa Tenganan, Bali, terdapat tradisi unik perang pandan yang merupakan bentuk perhormatan warga desa terhadap Dewa Indra atau yang disebut juga Dewa Perang.

Di desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, setiap tahunnya pada tanggal 8-9 Juni diadakan sebuah ritual perang yang disebut Perang Pandan atau “Mekare-kare”. Perang Pandan ialah ritual adu ketangkasan antara dua pemuda Tenganan yang masing-masing pesertanya membawa senjata berupa seikat daun pandan duri dan sebuah perisai.

Perang Pandan ini sudah menjadi objek wisata budaya yang populer di Bali, bahkan sudah banyak wisatawan asing yang datang ke Tenganan. Waktu pelaksanaan biasanya dimulai pukul 2 siang, dimana semua warga menggunakan pakaian adat Tenganan (kain tenun Pegringsingan). Para peserta Perang Pandan menggunakan sarung (kamen), selendang (saput), dan ikat kepala (udeng).

"Melelawang"
Sebelum dimulai, warga Tenganan melakukan ritual “Melelawang” atau berkeliling desa untuk memohon keselamatan. Setelah itu diadakan ritual minum tuak untuk para peserta, tuak kemudian dikumpulkan menjadi satu dan dibuang ke samping panggung.

Tak ada aturan baku dalam Perang Pandan , masing-masing pesertanya membawa senjata berupa seikat daun pandan duri di tangan kanan dan sebuah perisai yang terbuat dari anyaman rotan di tangan kiri. Kedua peserta perang saling menyerang, mereka memukul punggung lawan dengan cara merangkulnya terlebih dulu. Mereka berpelukan, kemudian saling memukul punggung lawan dengan daun pandan yang berduri.

Kepercayaan yang dianut warga Desa Tenganan berbeda dengan warga Bali pada umumnya. Warga Desa Tenganan mempunyai aturan tertulis atau “Awig-awig”yang secara turun temurun diwariskan oleh nenek moyang mereka, tidak mengenal kasta dan diyakini Dewa Indra adalah dewa dari segala dewa. Tertarik melihat tradisi unik perang pandan , jangan lupa mampir ke Desa Tenganan, Bali di awal bulan juni, ya! Jangan Lupa menggunakan jasa kami ya Penyewaan Sepeda Motor murah di Bali, agar lebih jelas ini syarat dan ketentuannya. Terimakasih...


Sunday, February 1, 2015

Sejarah Omed-omedan Br.Sesetan Kaje Denpasar Bali

omed-omedan
nyamenusanet.blogspot.com - Omed-omedan atau juga disebut Med-medan rutin digelar setiap tahun, sehari setelah hari raya Nyepi atau yang disebut sebagai hari Ngembak Geni. Konon, acara ini sudah diwariskan sejak tahun 1900-an dan hanya bisa ditemukan di Banjar Kaja Sesetan. Warga setempat meyakini, bila acara ini tak diselenggarakan, dalam satu tahun mendatang berkah Sang Dewata sulit diharapkan dan berbagai peristiwa buruk akan datang menimpa.

Pernah pada 1970-an ditiadakan, tiba-tiba di pelataran Pura terjadi perkelahian dua ekor babi. Mereka terluka dan berdarah-darah, lalu menghilang begitu saja. Peristiwa itu dianggap sebagai pertanda buruk bagi semua warga Banjar.

omed-omedan
Awalnya Raja Puri Oka marah besar melihat rakyatnya menggelar omed omedan (saling cium). Tak dinyana Raja yang sakit justru sembuh setelah melihat upacara hot tersebut. Kini tradisi itu dijadikan ajang mencari jodoh.

Wayan Sunarya menceritakan, tradisi omed omedan itu merupakan tradisi leluhur yang sudah dilakukan sejak zaman penjajahan Belanda. Awalnya ritual ciuman massal itu dilakukan di Puri Oka. Puri Oka merupakan sebuah kerajaan kecil pada zaman penjajahan Belanda. Ceritanya, pada suatu saat konon raja Puri Oka mengalami sakit keras. Sang raja sudah mencoba berobat ke berbagai tabib tapi tak kunjung sembuh.

Pada Hari Raya Nyepi, masyarakat Puri Oka menggelar permainan omed omedan. Saking antusiasnya, suasana jadi gaduh akibat acara saling rangkul para muda mudi. Raja yang saat itu sedang sakit pun marah besar.Dengan berjalan terhuyung-huyung raja keluar dan melihat warganya yang sedang rangkul-rangkulan. Anehnya melihat adegan yang panas itu, tiba-tiba raja tak lagi merasakan sakitnya. Ajaibnya setelah itu raja kembali sehat seperti sediakala.

Raja lalu mengeluarkan titah agar omed omedan harus dilaksanakan tiap Hari Raya Nyepi. Namun pemerintah Belanda yang waktu itu menjajah gerah dengan upacara itu. Belanda pun melarang ritual permainan muda mudi tersebut. Warga yang taat adat tidak menghiraukan larangan Belanda dan tetap menggelar omed omedan. Namun tiba-tiba ada 2 ekor babi besar berkelahi di tempat omed omedan biasa digelar. “Akhirnya raja dan rakyat meminta petunjuk kepada leluhur. Setelah itu omed omedan dilaksanakan kembali tapi sehari setelah Hari Raya Nyepi,” kata Wayan Sunarya.

omed-omedan

Omed-omedan adalah tradisi yang masih dipegang teguh oleh warga Banjar Kaja, Sesetan, Denpasar dan rutin diselenggarakan setiap tahun sebagai warisan turun-temurun serangkaian dengan Hari Nyepi. Omed-omedan secara harfiah berarti tarik-menarik. Namun, secara umum tradisi ini dikenal orang sebagai acara ’ciuman massal’ puluhan remaja putra dan putri dari Banjar Kaja yang tergabung dalam Sekaa Teruna Satya Dharma Kerthi, Banjar Kaja Sesetan.
Sebelum melakukan omed-omedan, peserta terdiri dari pemuda-pemudi berusia 17-30 tahun yang menggunakan pakaian adat ringan, terlebih dahulu diadakan persembahyangan, mohon keselamatan bagi para peserta yang akan mengikuti acara itu. Sementara itu, pihak panitia akan mempersiapkan tempat yang akan digunakan sebagai ’arena’ omed-omedan yaitu jalan utama yang tepat berada di depan Bale Banjar Kaja.

Suasana Mistis
Ritual ini dimulai dengan tari-tarian yang secara umum menggambarkan bagaimana sejarah berlangsungnya ritual omed-omedan hingga penggambaran ‘perkelahian babi’ yang sempat terjadi akibat ditiadakannya prosesi ini. Suasana pun semakin mistis saat beberapa penari mengalami kesurupan dan mulai berteriak-teriak di tengah arena. Panitia pun segera memisahkan mereka dan membawanya ke pura setempat.

Setelah itu, prosesi omed-omedan pun dimulai. Jalanan aspal pun disirami air dan disterilkan dari para penonton yang sudah menyemut untuk menyaksikan acara ini. Tak lama, para pesertaomed-omedan memasuki arena setelah selesai melakukan persembahyangan. Mereka membagi diri menjadi 2 kelompok berdasarkan jenis kelaminnya dan berbaris saling berhadap-hadapan. Selanjutnya secara acak akan dipilih seorang dari barisan mereka untuk digendong dan akan dihadapkan dengan lawan jenisnya yang juga telah dipilih.

Setelah aba-aba, kedua barisan ini akan berputar sekali dan selanjutnya pasangan muda-mudi yang terpilih akan saling dihadapkan, saling berpegangan, saling berangkulan dan saling tarik menarik bahkan berciuman. Ketika hal ini terjadi, pasangan ini akan diguyur air sehingga basah kuyup dan seketika menciptakan suasana riuh dan gembira pada peserta dan penonton ditambah suara gamelan yang menambah kemeriahaan.

Setelah berangkulan beberapa saat, pasangan muda-mudi ini dipisahkan dan kedua barisan kembali menjauh. Selanjutnya, anggota barisan yang belum mendapat giliran satu persatu digendong dan dihadapkan dengan lawan jenis yang berada di barisan satunya hingga semua anggota masing-masing barisan memperoleh kesempatan.

Penonton yang saling berdesakan menyaksikan tradisi unik ini juga tak luput dari siraman air yang dilakukan panitia acara. Hal ini dilakukan untuk menertibkan penonton yang mulai memasuki arena omed-omedan sehingga mengganggu jalannya acara. Tak jarang penonton juga basah kuyup karena terlalu dekat dengan arena. Namun, hal ini tidak terlalu dipermasalahkan karena pada dasarnya tradisi ini berlangsung dengan suasana kegembiraan dan suka cita.

omed-omedan
Acara ini berlangsung sekitar dua jam hingga seluruh peserta mendapat kesempatan untuk melakukan omed-omedan. Untuk memeriahkan acara, juga digelar berbagai kegiatan seperti pasar rakyat, pameran ogoh-ogoh hingga panggung musik.

Tradisi ini juga berfungsi untuk menjaga keharmonisan sesuai norma yang berlaku. Juga sebagai wujud solidaritas dan persatuan masyarakat untuk saling memberi dan meminta baik dalam keadaan suka maupun duka. Dalam mempererat nyama braya bukan hanya di Banjar Kaja, tapi juga banjar-banjar lain di sekitarnya dengan turut serta dalam omed-omedan.

Sumber : http://meylabali.blogspot.com/2014/03/sejarah-omed-omedan-di-sesetan-bali.html


Syarat dan Ketentuan Penyewaan Sepeda Motor di Nyamenusanet

Sahabat nyamenusanet yang ingin menggunakan jasa kami "menyewa Sepeda Motor di Bali" dengan durasi waktu harian, mingguan atau bulanan dapat kami infokan bahwa persyaratan yang harus sahabat penuhi :
1. Penyewa harus memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi yang masih berlaku)
2. Penyewa harus meninggalkan KTP (Kartu Tanda Penduduk) yang asli
3. Penyewa harus bertanggung jawab sepenuhnya atas kerusakan yang diakibatkan oleh kecelakaan atau pencurian terhadap kendaraan yang disewa tersebut, serta membayar sewa selama kendaraan tersebut belum dapat operasi sebagai mestinya.
4. Minimum penyewaan adalah 1 hari (24 jam), kelambatan pengembalian dikenakan sewa rp 10.000/jam
5. Penyewa bertanggung jawab sepenuhnya jika diberikan kepada orang lain untuk mengendarainya
6. Penyewa tidak diperkenankan membawa kendaraan tersebut keluar pulau Bali tanpa ijin dari pihak yang menyewakan
7. Pembatalan penyewaan dikenakan biaya 50% dari harga sewanya.
8. Uang muka sewa harus dibayar di muka
9. Dilarang mengendarai dibawah pengaruh minuman keras.
10.    Periksalah barang anda sebelum mengembalikan kendaraan. Barang-barang yang tertinggal bukan menjadi tanggung jawab kami.
11.    1 hari lewat batas penyewaan kendaraan tidak dikembalikan, maka kendaraan tersebut akan dilaporkan hilang kepada pihak yang berwajib.

Terimakasih atas kunjungannya dan ketersediaannya menggunakan jasa kami jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi kami.